Tentang Jangkrik

Latar Belakang
Kami memulai gagasan ini dengan berangkat dari pengalaman dan keprihatinan kami terhadap nasib pendidikan hari ini. Pendidikan Kritis dan Kajian Universitas  merupakan sebagian topik yang turut membuat kami belajar untuk berpikir secara lebih kritis, yang pada gilirannya bersikap dan bertindak secara kritis pula. Dari situ, kami merasa terpanggil untuk membagikan perspektif, paradigma, dan wacana tandingan mengenai dunia pendidikan di Indonesia saat ini, dengan berbekal utama ideologi pedagogi kritis.
Selain itu, kami juga menimbang bahwa sebagai bagian dari proses pembelajaran, kami perlu untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan melalui kegiatan-kegiatan yang bersentuhan langsung dengan dunia yang kami pelajari, mengambil sikap, serta mengambil peranan sesuai dengan semangat Kajian Budaya yang interdisipliner, kritis, dan membumi.
Untuk itulah maka kami bersepakat untuk membentuk sebuah kelompok belajar pendidikan kritis.

Nama dan Makna
Nama kelompok belajar ini adalah “kelompok belajar pendidikan kritis JANGKRIK!”. Kami memilih nama “Jangkrik!” dengan alasan bahwa jangkrik adalah binatang yang meskipun tubuhnya tersembunyi, namun tetap mengeluarkan suara dengan nyaring, terus-menerus, dan konstan. Jangkrik juga bisa hidup di mana saja dan tanpa pandang bulu. Selain itu, Jangkrik adalah serangga sahabat alam yang kian tersingkir ketika melawan perusakan alam, modernisasi, yang akarnya dapat dirunut sampai globalisasi dan konsumerisme. Demikian pula dengan nasib pendidikan.
Jangkrik juga mengisi malam-malam panjang saat para pelajar belajar dan para guru menyiapkan materi esok hari. Dengan semangat itulah, kami ingin hadir bukan untuk menghakimi terlebih memvonis; melainkan hadir sebagai teman seperjalanan yang komunikatif dan saling memberdayakan bagi para pendidik dan pemerhati pendidikan.
Terakhir, “Jangkrik!” adalah umpatan khas dan lokal dan multiguna. Umpatan tersebut bisa digunakan saat kecewa dan marah, namun juga bisa digunakan sebagai ekspresi kekaguman. Dengan demikian, secara singkat ekspresi “Jangkrik!” mengajak untuk peka, tanggap, serta menyingsingkan lengan dalam berpartisipasi di dunia pendidikan.

Tujuan
Tujuan Kelompok Belajar ini adalah:

  1. Untuk mengajak para pendidik, calon pendidik, pemerhati pendidikan, dan orang tua/wali murid, serta pemangku kepentingan (stake holder) dunia pendidikan untuk mengkritisi dunia pendidikan di Indonesia hingga tahap histeris, dalam terminologi empat wacana. Dengan demikian, perubahan yang terjadi diharapkan merupakan perubahan yang didorong oleh hasrat dan niat tulus, bebas dari berbagai kepentingan yang “saling berebut” kesempatan di dunia pendidikan.
  2. Memudahkan para pendidik untuk mengakses teori dan materi mengenai pedagogi kritis, serta menyederhanakan serta “membumikan” konsep-konsep tersebut dalam bahasa yang mudah dipahami pendidik.
  3. Melakukan kajian dan penelitian mengenai topik-topik seputar pendidikan kritis, baik melalui program penelitian maupun kegiatan akademik seperti seminar, lokakarya, dan sebagainya.